Ekonomi Kuartal I-2021 Diramal Masih Minus

  • April 7, 2021 2:17 AM PDT
    Ekonomi Indonesia di kuartal I-2021 diprediksi masih berada pada zona
    negatif. Pengamat Ekonomi dari PT Bank Permata Josua Pardede
    memperkirakan angkanya antara minus 2-1%.To get more news about [url=https://www.wikifx.com/id_id/]Ekonomi Indonesia[/url], you can visit wikifx.com official website.



      “Kondisinya Januari-Februari belum signifikan pemulihannya. Sehingga
    kalau dari kami ekspektasinya masih kisaran negatif 2-1% di kuartal
    I-2021,” kata Josua dalam Pelatihan Wartawan Bank Indonesia (BI) secara
    virtual bertajuk 'Sinergi Memperkuat Perekonomian', Kamis (25/3/2021).



      Meski begitu, ekonomi diperkirakan akan loncat pada kuartal II-2021 di
    mana diprediksi akan tumbuh 6%. Hal itu dikarenakan ekspektasi yang
    tinggi dari dampak terkontraksinya ekonomi tahun lalu.



      Tapi di kuartal II akan terjadi yang dialami juga oleh beberapa negara
    di dunia bahwa low base effect di tahun lalu itu akan bisa mendongkrak
    ekonomi kuartal II cukup tinggi, perhitungan kami sejauh ini bisa 6%-an
    kita harapkan ini akan mendongkrak pemulihan ekonomi di tahun ini.



      Aktivitas ekonomi diperkirakan akan lebih normal pada semester
    II-2021. Hal itu seiring dengan pelaksanaan vaksinasi yang lebih masif
    di beberapa negara termasuk Indonesia.



      “Kalau itu bisa dipercepat tentu akan men-drive pertumbuhan ekonomi di
    semester II. Program vaksinasi saya pikir kunci dan tentunya terkait
    dengan peran COVID, kalau kasus COVID-nya masih tinggi kan kegiatan
    ekonomi tidak bisa lebih longgar ya, sehingga kita harapkan akan jauh
    lebih baik,” ucapnya.



      Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI, Sugeng mengatakan
    prediksi perbaikan ekonomi Indonesia sejalan dengan proyeksi
    perekonomian global yang juga berpotensi lebih tinggi. Hal itu terlihat
    dari beberapa lembaga Internasional yang telah menaikkan prediksi
    ekonomi global di 2021.



      Misalnya IMF yang merevisi pertumbuhan ekonomi global dari 5,2%
    menjadi 5,5%. Juga ekonomi AS dari 3,1% menjadi 5,1%. OECD juga merevisi
    dari 4,2% menjadi 5,6%, serta pertumbuhan AS dari 3,2% jadi 6,5%.



      “Kita lihat bersama bahwa secara global tumbuh lebih tinggi dan khusus
    AS, ini penting karena ada revisi yang signifikan dan ini tentunya
    merupakan suatu peluang bagi kita dan perbaikan ekonomi dunia terutama
    di AS pasca vaksinasi. Ini juga akan memberi peluang bagi kita untuk
    picu pertumbuhan,” ujarnya.



      Secara tahunan, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 akan
    mencapai 4,3-5,3%. “BI meyakini perekonomian Indonesia 2021 akan semakin
    membaik tumbuh positif,” tandasnya.